• Jelajahi

    Copyright © lintas6
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Komeng dan PMI Hadirkan Tawa dan Harapan di Tengah Bencana Sumbar

    Redaksi
    12/06/2025 WIB
    PMI dan Komeng saat beri layanan psikososial korban bencana di Agam 


    lintas6.com, Agam - Sumatera Barat kembali diuji dengan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda pada akhir November 2025. Lebih dari 300 jiwa terdampak dan harus mengungsi dari rumah mereka. Di tengah kesedihan dan ketidakpastian, Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatera Barat hadir memberikan dukungan psikososial yang sangat dibutuhkan, dengan menggandeng komedian nasional, Komeng, untuk menghibur para pengungsi.


    Pada Sabtu, 6 Desember 2025, Komeng mengunjungi posko pengungsian Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. 

    Bersama pengurus PMI Sumbar, ia mengajak sekitar 50 anak-anak bermain dan bernyanyi bersama. Kegiatan seperti lompat-lompatan, tebak-tebakan, dan nyanyi bersama ini tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga membantu pemulihan trauma bagi anak-anak yang terdampak bencana.


    Tak hanya anak-anak, Komeng juga menyempatkan diri mengunjungi dapur umum pengungsian dan bertemu para relawan yang sibuk menyiapkan makanan. Kehadirannya membawa suasana ceria yang sangat dibutuhkan di tengah kondisi sulit.


    Sebelumnya, Komeng juga telah menghibur anak-anak dan lansia di Pos Pengungsian SDN 02 Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Padang. Di sana, 58 anak dan 23 lansia mengikuti kegiatan Pemulihan Sosial Psikologis (PSP) yang diadakan bersama PMI Kota Padang. Melalui lomba mewarnai dan nyanyi bersama, anak-anak mendapatkan kesempatan untuk melupakan sejenak trauma yang mereka alami.


    Para lansia yang rentan secara emosional juga mendapatkan perhatian khusus. Nur Alis, salah seorang pengungsi lansia, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang diberikan meski kondisi tidur di pengungsian masih belum nyaman.


    Selain dukungan psikososial, PMI juga aktif mendistribusikan air bersih di beberapa wilayah terdampak seperti Komplek Mega Mulia, Belimbing, dan Kuranji. Langkah ini penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan para pengungsi.


    Meski pemerintah menawarkan relokasi ke rusunawa, banyak pengungsi masih ragu menerima karena jarak yang jauh dari kampung halaman. Tantangan ini menjadi perhatian utama di masa tanggap darurat yang akan berakhir pada 8 Desember mendatang.


    Kehadiran Komeng dan PMI menjadi bukti nyata bahwa di tengah bencana, tawa dan harapan masih bisa tumbuh. Solidaritas dan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar para korban dapat segera bangkit dan membangun kehidupan yang lebih baik.


    Penulis: Nur A. 
    Editor: Redaksi
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Opini

    +