Notification

×

Iklan

Iklan

PMI Lumajang terus Bergerak Membantu Korban Erupsi Semeru

21 November 2025 | November 21, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-21T10:16:25Z
lintas6.com, Lumajang – Bencana alam akibat erupsi Gunung Semeru telah meninggalkan jejak kehancuran yang signifikan dan tantangan kemanusiaan yang besar di Kabupaten Lumajang, terutama di wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Dalam situasi yang penuh tantangan ini, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Lumajang terus menunjukkan peran vitalnya dalam upaya tanggap darurat bagi warga terdampak.

Bencana erupsi yang terjadi pada 19 November 2025 ini, dengan kolom abu setinggi ±2.000 meter di atas puncak, memperlihatkan betapa dahsyatnya kekuatan alam yang melanda wilayah ini. Erupsi ini disertai luncuran awan panas yang mencapai 20 km dari puncak sebab curah hujan yang tinggi, menciptakan situasi krisis di desa-desa seperti Supit Urang di Kecamatan Pronojiwo.

Menanggapi kondisi tersebut, PMI Lumajang segera berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan bantuan dapat tersalurkan tepat waktu dan sesuai kebutuhan. Sejak malam hari setelah kejadian, dapur umum telah diaktifkan di Balai Desa Oro Oro Ombo untuk menyediakan makanan bagi para pengungsi. Hingga kini, sebanyak 554 bungkus nasi sudah didistribusikan ke beberapa lokasi pengungsian.

"Sejak kemarin malam, kami sudah bergerak mendistribusikan nasi bungkus ke lokasi-lokasi yang menampung pengungsi. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar, khususnya pangan, terpenuhi untuk semua warga terdampak," ujar Nurhadi Santoso, SP., Wakil Sekretaris PMI Lumajang. Jumat, 21 November 2025.

Bantuan makanan bukanlah satu-satunya fokus upaya PMI Lumajang. Mereka juga telah memobilisasi tim untuk memberikan layanan pertolongan pertama bagi para pengungsi yang membutuhkan dukungan medis segera. Mengingat adanya dua korban yang mengalami luka bakar akibat awan panas—yakni Hariyono dan istrinya, Normawati, dari Kediri—kebutuhan layanan medis dan psikososial menjadi bagian krusial dari operasi kemanusiaan ini.

Situasi saat ini menunjukkan bahwa wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdampak erupsi masih dalam kondisi aman dan kondusif. Meski demikian, untuk menjamin keamanan, masyarakat diimbau agar tidak beraktivitas di sekitar wilayah DAS dan tetap waspada akan instruksi-instruksi dari otoritas terkait.

Sebanyak 406 jiwa dari Kecamatan Pronojiwo harus mengungsi demi keselamatan mereka. Fasilitas edukasi dan infrastruktur lainnya juga mengalami kerusakan parah, menambah daftar panjang tantangan yang harus dihadapi pascabencana. Kerugian materiil meliputi 21 rumah dan beberapa fasilitas publik, serta kerusakan tanaman pada lahan seluas 5,5 hektar dengan total kerugian mencapai Rp207.500.000.

Kehadiran PMI dengan intervensi cepat dan solusi nyata di tengah bencana ini membawa harapan baru bagi warga yang terdampak. PMI Lumajang bekerja bahu membahu dengan pemerintah dan lembaga terkait lainnya, melaksanakan pendataan, dan memastikan bahwa semua upaya bantuan berjalan dengan efisien dan efektif. Posko dapur umum yang didirikan di Oro – Oro Ombo adalah bukti nyata dari komitmen PMI untuk tetap berada di garis depan hingga kondisi kembali stabil.

Dengan fokus pada kebutuhan mendesak seperti diapers bayi dan lansia, makanan balita, serta bahan kebutuhan lainnya, upaya kolektif ini diharapkan dapat membantu meringankan beban para korban bencana. Dedikasi PMI Lumajang dalam situasi kritis ini menginspirasi lembaga-lembaga lainnya untuk mengutamakan aspek kemanusiaan dan keselamatan dalam setiap intervensi bencana yang dilakukan. Komitmen ini tidak hanya berfungsi sebagai respons jangka pendek terhadap bencana, tetapi juga merupakan fondasi penting bagi pemulihan jangka panjang yang memerlukan waktu dan kerjasama dari semua pihak. 

Penulis: Nur A. 
Editor: Redaksi
close