Hingga hari ini, bantuan air bersih yang telah didistribusikan mencapai 235.000 liter, menjangkau 34.868 jiwa di lima kota dan kabupaten terdampak, yaitu Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Utara, Kota Langsa, Kabupaten Bireuen, dan Kota Lhokseumawe.
Banjir bandang yang terjadi secara tiba-tiba di Kabupaten Aceh Tamiang pada dini hari menyebabkan kerusakan parah dan kesulitan besar bagi masyarakat setempat.
Banjir bandang yang terjadi secara tiba-tiba di Kabupaten Aceh Tamiang pada dini hari menyebabkan kerusakan parah dan kesulitan besar bagi masyarakat setempat.
Riki Ardiansyah, warga Desa Matang Ara Jawa, Kecamatan Manyak Payed, menceritakan pengalaman menegangkan saat banjir datang tanpa peringatan.
Setelah banjir, warga segera mengungsi ke tempat yang lebih aman, sebagian ke masjid dan sebagian ke daerah tinggi seperti Simpang Kapal. Meskipun trauma mental masih dirasakan, masyarakat mulai bangkit perlahan.
Bustam, Koordinator Layanan WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) PMI, menyampaikan bahwa PMI telah mengolah dan mendistribusikan air bersih dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak.
Hingga hari ini, total air bersih yang telah disalurkan mencapai 235.000 liter, membantu ribuan warga yang kesulitan mendapatkan air bersih akibat banjir.
Riki Ardiansyah mewakili masyarakat menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada PMI atas bantuan yang sangat berarti ini.
PMI berkomitmen tidak hanya menyediakan kebutuhan dasar seperti air bersih, tetapi juga mendukung proses pemulihan mental dan fisik warga terdampak banjir. Bantuan ini menjadi bagian penting dalam upaya mempercepat pemulihan dan membangun kembali kehidupan masyarakat yang terdampak bencana.
Bantuan air bersih yang terus mengalir menjadi simbol kepedulian dan solidaritas yang sangat dibutuhkan di masa sulit ini.
“Sekitar pukul 2 malam angin kencang disertai banyak pohon tumbang, lalu sekitar pukul 5 pagi air masuk dengan sangat cepat. Ketinggian air sampai di atas perut di dalam rumah dan dada orang dewasa di jalan. Kami tidak sempat menyelamatkan barang-barang,” ungkap Riki.
Setelah banjir, warga segera mengungsi ke tempat yang lebih aman, sebagian ke masjid dan sebagian ke daerah tinggi seperti Simpang Kapal. Meskipun trauma mental masih dirasakan, masyarakat mulai bangkit perlahan.
Bustam, Koordinator Layanan WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) PMI, menyampaikan bahwa PMI telah mengolah dan mendistribusikan air bersih dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak.
“Setiap hari, kami mengolah antara 30.000 hingga 50.000 liter air bersih siap minum yang didistribusikan melalui empat tanki air ke masyarakat yang membutuhkan,” jelas Bustam. Kamis, 18 Desember 2025
Hingga hari ini, total air bersih yang telah disalurkan mencapai 235.000 liter, membantu ribuan warga yang kesulitan mendapatkan air bersih akibat banjir.
Riki Ardiansyah mewakili masyarakat menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada PMI atas bantuan yang sangat berarti ini.
“Kehadiran PMI sangat luar biasa dan membantu kami yang terdampak banjir. Semoga PMI terus jaya dan bisa terus membantu masyarakat,” tuturnya penuh harap.
PMI berkomitmen tidak hanya menyediakan kebutuhan dasar seperti air bersih, tetapi juga mendukung proses pemulihan mental dan fisik warga terdampak banjir. Bantuan ini menjadi bagian penting dalam upaya mempercepat pemulihan dan membangun kembali kehidupan masyarakat yang terdampak bencana.
"Banjir bandang yang terjadi secara mendadak memang meninggalkan luka dan tantangan besar bagi masyarakat Aceh. Namun, dengan bantuan cepat dan tepat dari PMI, warga mulai merasakan kelegaan dan harapan untuk bangkit kembali," tutup Bustam.
Bantuan air bersih yang terus mengalir menjadi simbol kepedulian dan solidaritas yang sangat dibutuhkan di masa sulit ini.
Penulis: Nur A.
Editor: Redaksi


