![]() |
| Suhadi Prayitno |
lintas6.com, Surabaya - Suhadi Prayitno, atau yang akrab disapa dengan panggilan Mbah Kung Hadi, adalah salah satu sosok yang telah mendedikasikan hidupnya dalam dunia kemanusiaan. Berasal dari Kota Surabaya, Suhadi telah menjadi bagian dari Palang Merah Indonesia (PMI) di kota ini. Perjalanannya di arena kemanusiaan penuh dengan dedikasi dan pengalaman yang telah membentuknya menjadi pribadi yang penuh inspirasi dan keteladanan.
Dimulai dari keterlibatannya dalam penanganan bencana tsunami Aceh, Suhadi telah memperlihatkan keberaniannya menghadapi situasi darurat. Tragedi tsunami Aceh yang terjadi pada akhir 2004, menuntut bantuan cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa.
Suhadi, bersama rekan-rekannya di PMI, terjun langsung untuk memberikan pertolongan pertama pada korban serta mendistribusikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan. Pengalaman ini menjadi titik awal perjalanan panjang Suhadi dalam melakukan misi kemanusiaan.
Ketika gempa mengguncang Yogyakarta dan Bantul pada tahun 2006, Suhadi kembali menunjukkan komitmennya dengan berpartisipasi dalam upaya penyelamatan dan pemulihan. Kepekaan dan kepeduliannya terhadap sesama membuat Suhadi selalu siap siaga, meskipun risiko yang dihadapi tidaklah kecil.
Peran Suhadi dalam penanganan bencana tidak berhenti sampai di situ. Ia turut membantu saat terjadi tsunami di Pandeglang, Banten. Kali ini, dengan pengalaman yang lebih matang, Suhadi berperan lebih strategis, memastikan setiap langkah bantuan tepat sasaran dan efektif.
Bencana erupsi gunung tidak luput dari perhatian Suhadi. Ia turut serta dalam misi kemanusiaan pada saat erupsi Merapi, Kelud dan Semeru. Kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi dan situasi krisis menjadikan Suhadi sosok yang diandalkan di lapangan. Ketika gempa bumi mengguncang Lombok pada tahun 2018, Suhadi sekali lagi bergerak cepat untuk bergabung dalam tim-tim tanggap darurat, memberikan bantuan bagi korban yang membutuhkan.
Pengalaman gempa di pulau Bawean dan erupsi Semeru di tahun 2021 semakin memperkaya rekam jejak Suhadi di bidang kemanusiaan. Yang paling mutakhir, saat ini Suhadi terlibat dalam penanganan dampak bencana banjir dan longsor di Sumatera. Dedikasinya seakan tidak pernah surut, meski usia terus bertambah.
Selain menjadi pegawai PMI, Suhadi memiliki profesi lain yang menunjukkan sisi kreativitasnya, yakni sebagai dekorator booth pameran dan pengrajin styrofoam. Keterampilan ini menunjukkan bahwa meski berkecimpung dalam dunia yang berbeda, Suhadi tetap mampu menyeimbangkan antara panggilan jiwa dan pekerjaan sehari-hari.
Di sisi lain, Suhadi juga seorang penggiat seni budaya Reog Ponorogo. Kecintaan pada seni tradisional ini mencerminkan keharmonisan antara kepedulian humanis dan pengabdian terhadap budaya lokal, yang menjadikan Suhadi sebagai figur yang berakar kuat pada nilai-nilai budaya dan sosial.
Kisah perjalanan hidup Suhadi Prayitno, atau Mbah Kung Hadi, dalam menjalankan misi kemanusiaan adalah inspirasi nyata bagi banyak orang, khususnya generasi muda. Dengan segala pengalaman dan dedikasi yang telah dijalaninya, Suhadi mengajarkan bahwa setiap orang dapat berkontribusi dalam membantu sesama, tidak peduli seberapa kecil peran yang bisa diambil. Kehadiran Suhadi dalam setiap penugasan bencana memberikan pesan moral yang kuat bahwa di atas semua perbedaan dan batasan, kemanusiaan adalah prioritas yang harus selalu kita kedepankan.
Kegigihan dan ketulusan Suhadi dalam menjalankan misi kemanusiaan mencerminkan kepribadian yang tangguh dan peduli. Kisahnya mengingatkan kita bahwa kebaikan hati ditunjukkan melalui tindakan, dan bahwa setiap usaha membantu sesama akan selalu berdampak positif, baik terhadap individu yang ditolong, maupun bagi dunia pada umumnya. Suhadi Prayitno, atau Mbah Kung Hadi, adalah teladan sejati dalam dedikasinya untuk kemanusiaan, dan semangatnya akan terus hidup dalam setiap langkah perjalanan kemanusiaan di masa depan.
Penulis: Nur A.
Editor: Redaksi


