Kegiatan ini merupakan wujud solidaritas dan kepedulian masyarakat serta relawan dalam membantu pemulihan pasca-bencana.
Goro dimulai sejak pagi hari dengan membersihkan Mesjid dan Gedung Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Tobo, yang menjadi titik awal terjadinya banjir bandang.
Goro dimulai sejak pagi hari dengan membersihkan Mesjid dan Gedung Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Tobo, yang menjadi titik awal terjadinya banjir bandang.
Banjir ini telah menghantam sejumlah pemukiman warga, meninggalkan puing-puing bangunan, bebatuan besar, dan pohon-pohon yang terseret arus deras.
Ratusan warga Malalak bersama relawan PMI dan personel TNI bahu-membahu membersihkan sisa-sisa kerusakan dengan peralatan kebersihan seadanya yang dibawa dari rumah masing-masing.
Ratusan warga Malalak bersama relawan PMI dan personel TNI bahu-membahu membersihkan sisa-sisa kerusakan dengan peralatan kebersihan seadanya yang dibawa dari rumah masing-masing.
Aksi ini direncanakan akan terus dilakukan hingga mencapai batas rumah-rumah terdampak yang terletak di sepanjang jalan Malalak menuju Bukittinggi.
Syamsuardi, seorang warga Kecamatan Malalak berusia 64 tahun yang rumahnya relatif aman dari dampak banjir, menyampaikan bahwa kegiatan gotong royong ini merupakan inisiatif bersama tokoh masyarakat dan Pemerintah Kecamatan Malalak.
Ia mengaku ikhlas dan merasa ini adalah tanggung jawab bersama sebagai warga yang tidak terdampak parah.
Ketua PMI Provinsi Sumatera Barat, Aristo Munandar, yang turut mendampingi kegiatan ini menegaskan bahwa PMI telah menjalankan tugasnya dengan sigap dalam penanggulangan bencana di Sumatera Barat. Salah satu bentuk aksi nyata adalah pelaksanaan kerja bakti bersama masyarakat.
Kepala Markas PMI Kota Bukittinggi, Jais, menambahkan bahwa kebersamaan dan kepedulian masyarakat Malalak sangat membantu dalam proses bantuan kemanusiaan.
Selain giat aksi bersih, PMI juga membuka pelayanan kesehatan bagi warga terdampak. Distribusi bantuan berupa kompor gas, tabung gas, Kitchen KIT, dan sembako juga dilakukan untuk meringankan beban korban banjir.
Kegiatan gotong royong ini tidak hanya mempercepat proses pembersihan dan pemulihan lingkungan, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan dan solidaritas antarwarga serta relawan di tengah situasi sulit.
Banjir bandang yang melanda Malalak menjadi ujian bagi kekuatan dan rasa persaudaraan masyarakat.
Syamsuardi, seorang warga Kecamatan Malalak berusia 64 tahun yang rumahnya relatif aman dari dampak banjir, menyampaikan bahwa kegiatan gotong royong ini merupakan inisiatif bersama tokoh masyarakat dan Pemerintah Kecamatan Malalak.
"Dari Kecamatan mengumumkan bahwa hari ini ada goro. Jadi semua laki-laki dewasa warga Malalak diminta untuk ikut," ujar Syamsuardi.
Ia mengaku ikhlas dan merasa ini adalah tanggung jawab bersama sebagai warga yang tidak terdampak parah.
"Kita sebagai warga yang tidak terdampak parah, hanya bisa membantu seperti ini saja," tambahnya.
Ketua PMI Provinsi Sumatera Barat, Aristo Munandar, yang turut mendampingi kegiatan ini menegaskan bahwa PMI telah menjalankan tugasnya dengan sigap dalam penanggulangan bencana di Sumatera Barat. Salah satu bentuk aksi nyata adalah pelaksanaan kerja bakti bersama masyarakat.
"Enam jam setelah bencana terjadi, PMI sudah harus di lapangan dengan beberapa layanan kemanusiaan," kata Aristo.
Kepala Markas PMI Kota Bukittinggi, Jais, menambahkan bahwa kebersamaan dan kepedulian masyarakat Malalak sangat membantu dalam proses bantuan kemanusiaan.
"Kami sangat terbantu dengan dukungan dari masyarakat Malalak, semua giat terasa menjadi ringan dan aman," ujarnya.
Selain giat aksi bersih, PMI juga membuka pelayanan kesehatan bagi warga terdampak. Distribusi bantuan berupa kompor gas, tabung gas, Kitchen KIT, dan sembako juga dilakukan untuk meringankan beban korban banjir.
Kegiatan gotong royong ini tidak hanya mempercepat proses pembersihan dan pemulihan lingkungan, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan dan solidaritas antarwarga serta relawan di tengah situasi sulit.
Banjir bandang yang melanda Malalak menjadi ujian bagi kekuatan dan rasa persaudaraan masyarakat.
Dengan semangat gotong royong yang tinggi, warga dan relawan bersama-sama membangun kembali harapan dan kehidupan yang lebih baik pasca-bencana.
Penulis: Nur A.
Editor: Redaksi


