Notification

×

Iklan

Iklan

Guru di Ponorogo Ini Ubah Lingkungan dengan Cara Tak Terduga!

15 November 2025 | November 15, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-15T02:55:18Z
lintas6.com, Ponorogo - Dalam era urbanisasi yang pesat, ketersediaan lahan pertanian semakin terbatas, terutama di wilayah perkotaan. Di tengah tantangan ini, inovasi dalam bidang pertanian menjadi semakin penting dan relevan. 

Salah satu tokoh yang telah menunjukkan kreativitas dan kepedulian lingkungan melalui inovasi pertanian adalah Tarmin SKom, seorang guru di SMK Negeri 2 Ponorogo, Jawa Timur. 

Kisah Tarmin menggambarkan bagaimana kreativitas dalam memanfaatkan ruang sempit dapat memberikan dampak positif bagi komunitas sekitar dan menciptakan solusi bagi masalah pangan urban.

Pemanfaatan Ruang Sempit untuk Bercocok Tanam

Tarmin, seorang pengajar di bidang Teknik Komputer dan Jaringan, menghadapi tantangan tersendiri dalam bercocok tanam di lingkungan yang penuh dengan gedung dan minim lahan kosong. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Tarmin untuk tetap menanam. 

Terinspirasi dari situasi tersebut, ia memutuskan untuk memanfaatkan ruang dak—area kosong di atas atap rumah kostnya di Jalan Poncowolo, Ponorogo, sebagai lahan pertaniannya.

Dengan menggunakan media tanam yang inovatif seperti planterbag dan galon bekas sebagai wadah tanam, Tarmin menanam berbagai jenis sayuran dan buah-buahan seperti lombok, seledri, sawi, terong, dan kangkung. 

Model pertanian ini dikenal sebagai tabulampot atau tanaman buah dalam pot, yang memungkinkan bercocok tanam di area terbatas dan tidak konvensional.

Kontribusi bagi Komunitas

Hasil dari usaha bertani di ‘kaki langit’ ini bukan hanya untuk konsumsi pribadi. Tarmin menggunakan hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan anak-anak kost di Griya Amanah, tempat ia tinggal. Lebih dari itu, sebagian hasil panen juga dibagikan kepada tetangga dan untuk pemenuhan kebutuhan dapur salah satu Pondok Pesantren. 

Melalui kontribusinya ini, Tarmin tidak hanya membantu mencukupi kebutuhan pangan komunitas sekitarnya, tetapi juga mendemonstrasikan bagaimana upaya perorangan dapat memberikan dampak sosial yang signifikan.

Praktik Pertanian Berkelanjutan

Keberhasilan Tarmin dalam bercocok tanam di atap tidak hanya bergantung pada lokasi atau media tanam yang digunakan, tetapi juga pada praktik pertanian berkelanjutan yang ia terapkan. 

Salah satu kunci keberhasilan ini terletak pada pemangkasan rutin atau pruning, yang mendorong pertumbuhan tunas dan buah baru, serta pengaturan sistem penyiraman yang efisien menggunakan metode drip irigation. 

Sistem ini memungkinkan penggunaan air yang lebih bijaksana, mengingat tantangan keterbatasan sumber daya air.

Tarmin juga mengedukasi komunitasnya tentang pembuatan media tanam yang efektif, dengan mengombinasikan tanah, sekam, dan pupuk kandang. Alternatif menggunakan serbuk kayu gergajian sebagai pengganti sekam menunjukkan pendekatan inovatifnya dalam memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia.

Inspirasi dan Edukasi bagi Generasi Muda

Selain prestasinya dalam bidang pertanian, Tarmin juga terlibat aktif dalam inisiatif lain sebagai wujud kepeduliannya terhadap lingkungan dan pendidikan. Ia pernah terpilih sebagai peserta dalam Program Climate Innovation Grant Program (CIGPro) 2024, yang menunjukkan pengakuan terhadap upayanya dalam inovasi lingkungan. Bahkan, aksi nasionalisme melalui pembagian bendera merah putih memperlihatkan bagaimana ia mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dengan kegiatannya sehari-hari.

Melalui segala aktivitas dan pencapaiannya, Tarmin tidak hanya dikenal sebagai sosok guru yang berdedikasi, tetapi juga sebagai tokoh inspiratif bagi banyak orang. Harapannya, kisah dan praktik budidaya inovatifnya dapat menginspirasi lebih banyak guru dan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada secara kreatif, mengatasi batasan ruang, dan bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih mandiri dan berkelanjutan dalam hal pangan. 

Dalam konteks pendidikan, upayanya ini menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan pemahaman dan keterampilan untuk menghadapi tantangan lingkungan di masa depan.

Penulis: A. Zabidi 
Editor: Redaksi
close