From our Blog

07 November 2025

Dukung Siaga Bencana, 200 Pelampung Disalurkan ke 8 Unit KSR PMI di Jember

lintas6.com, Jember - Dalam langkah strategis untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respon terhadap bencana, Pemerintah Kabupaten Jember telah mendonasikan 200 pelampung kepada Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember. Penyerahan dilakukan pada Jumat, 7 November 2025, di Aula Markas PMI Jember, Jalan Jawa 57, Sumbersari.

Bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasional dan pelatihan relawan dalam menghadapi situasi darurat dan bencana. Dari total 200 pelampung, 96 di antaranya telah dialokasikan ke delapan Unit Korps Sukarela (KSR) di wilayah Jember. Unit KSR tersebut meliputi Unit KSR Universitas Jember, Politeknik Negeri Jember, Universitas Muhammadiyah Jember, Universitas Islam KH. Achmad Shiddiq Jember, Universitas Argopuro, ITS Mandala Jember, Polkesma Jember, dan Universitas dr. Soebandi Jember.

Acara penyerahan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai unit KSR, pengurus PMI Jember, pegawai, serta relawan PMI yang selama ini mendukung operasional dan pengembangan kapasitas unit-unit tersebut. 

Kehadiran aktif dari berbagai pihak menandai komitmen kolektif dalam membangun kesiapsiagaan yang lebih baik.

Wakil Sekretaris PMI Jember, Lilik Niamah, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas dukungan yang diberikan oleh pemerintah daerah. 

"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Jember atas bantuan yang sangat bermanfaat ini. Pelampung ini akan dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesiapan kami dalam menghadapi bencana," ujarnya dengan penuh semangat, didampingi oleh Narto dari bagian informasi komunikasi dan kemitraan.

Imam Hariri, seorang tokoh PMI Jember, menambahkan bahwa pelampung ini bukan hanya alat fisik untuk kegiatan operasional, namun juga merupakan instrumen penting dalam pelatihan peningkatan kemampuan relawan. 

“Pelampung ini bukan hanya untuk menunjang kegiatan operasional kesiapsiagaan bencana, tetapi juga menjadi media pelatihan peningkatan kemampuan relawan di masing-masing unit KSR,” ungkapnya.

Sisa 104 pelampung yang disimpan sebagai inventaris PMI Kabupaten Jember akan digunakan dalam kegiatan operasional dan pelatihan dalam lingkup yang lebih luas di tingkat kabupaten. 

Langkah ini menandakan usaha berkelanjutan PMI Jember dalam mempersiapkan diri menghadapi berbagai situasi darurat yang mungkin terjadi.

Secara keseluruhan, manfaat dari donasi pelampung ini diharapkan akan lebih jauh dirasakan tidak hanya dalam kesiapsiagaan PMI semata, tetapi juga dalam membangun kualitas penanganan bencana yang lebih efektif di wilayah Jember.

Bantuan ini menjawab kebutuhan kritis dalam penyediaan peralatan keselamatan yang mumpuni bagi relawan yang berdedikasi dalam tugas-tugas kemanusiaan.

Dengan adanya peningkatan kapasitas ini, diharapkan setiap unit KSR mampu merespon dengan cepat dan efektif terhadap bencana, sehingga dapat meminimalisir risiko dan kerugian yang ditimbulkan. 

Komitmen bersama ini merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa setiap sudut wilayah Jember dapat menghadapi ancaman bencana dengan kesiapsiagaan dan ketahanan yang lebih baik di masa depan.

Penulis: Ghufron 
Editor: M Nur Amin Zbaidi

PMI Kabupaten Malang Gelar Standarisasi PMR, Siap Cetak Relawan Masa Depan!

PMI Kabupaten Malang saat menggelar Standarisasi PMR

lintas6.com, Malang – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang kembali menggelar kegiatan Standarisasi Palang Merah Remaja (PMR) tahun 2025 sebagai upaya penguatan pembinaan generasi muda melalui wadah PMR. Kamis, 06 November 2025.

Kegiatan ini bertujuan menilai kesesuaian pelaksanaan PMR dengan standar pembinaan PMI, memberikan motivasi bagi pembina dan fasilitator, serta menjadi sarana evaluasi dan pembinaan berkelanjutan agar PMR di Kabupaten Malang semakin aktif, berkualitas, dan berdaya guna di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Standarisasi PMR dilaksanakan dalam tujuh Koordinator Wilayah Pendidikan (Korwil/Korwed) di Kabupaten Malang. Setiap sesi dihadiri pembina dan fasilitator PMR dari berbagai jenjang pendidikan, pengurus PMI Kecamatan, serta pengawas pendidikan kecamatan.

 Kehadiran para pemangku kepentingan ini diharapkan memperkuat koordinasi dan penyelarasan program pembinaan sehingga pendampingan di sekolah dapat berjalan lebih efektif.

Kegiatan perdana berlangsung di wilayah Korwed Ngantang, bertempat di Gedung PGRI Ngantang, dengan peserta pembina ekstrakurikuler dan fasilitator PMR dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/SMK/MA sederajat. Kehadiran lintas jenjang ini menegaskan kesinambungan pembinaan PMR sebagai gerakan pendidikan kepalangmerahan yang tumbuh dari pendidikan dasar hingga menengah.

Dalam sambutannya, Aprillijanto, Pengurus PMI Kabupaten Malang, menegaskan bahwa generasi muda adalah estafet utama gerakan kemanusiaan PMI. 

"Pembinaan PMR tidak hanya fokus pada pembelajaran teknis kepalangmerahan, tetapi juga pembentukan sikap peduli, tanggap, disiplin, gotong royong, dan kesadaran sosial," ujarnya.

Penguatan pembinaan PMR merupakan investasi jangka panjang untuk mencetak relawan masa depan yang siap berkontribusi dalam aksi kemanusiaan. Standarisasi ini juga menjadi forum penyamaan persepsi, penataan administrasi pembinaan, serta pertukaran pengalaman dan kendala yang dihadapi pembina di satuan pendidikan.

Melalui dialog dan pendampingan, PMI Kabupaten Malang berharap pembinaan PMR di sekolah menjadi lebih terstruktur, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan anggota. 

"PMI Kabupaten Malang berkomitmen terus memperkuat pembinaan PMR melalui pemetaan wilayah, peningkatan kapasitas fasilitator, penyusunan agenda pembinaan rutin, serta pelibatan PMR dalam kegiatan kemanusiaan yang terukur di lingkungan sekitar," tambah Aprillijanto.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal pembinaan PMR Kabupaten Malang yang lebih progresif sepanjang tahun 2025, menjadikan PMR sebagai wadah pembelajaran karakter dan pengabdian bagi generasi muda yang siap menjadi relawan masa depan.

Foto bersama Pengurus dan pembina PMR

Penulis:  M Alfin Fikri
Editor: M Nur Amin Zabidi

PMI Bantu Korban Longsor dan Angin Kencang di Dampit, Tirtoyudo, Dau

lintas6.com, Malang – Dalam beberapa hari terakhir, Kabupaten Malang mengalami bencana alam berupa tanah longsor dan angin kencang yang melanda wilayah Dampit, Tirtoyudo, dan Kecamatan Dau. Curah hujan tinggi dan perubahan cuaca ekstrem menyebabkan kerusakan pada permukiman warga serta mengganggu kebutuhan sehari-hari masyarakat terdampak.

Ketua PMI melalui Humas, M Alfin Fikri menyampaikan, menanggapi kondisi ini, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang segera bergerak cepat memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga terdampak berupa paket sembako dan family kit untuk membantu pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

"Ada paket sembako yang disalurkan berisi beras 5 kg, mie instan 10 bungkus, kecap 2 botol, gula pasir 1 kg, dan minyak goreng 1 liter. Sedangkan paket family kit berisi berbagai kebutuhan kebersihan dan perlengkapan rumah tangga seperti handuk, sandal, sarung, sabun cuci baju, sikat gigi, peralatan makan, lilin, trash bag, container box, pasta gigi, dan sabun mandi,". Ungkapnya. Jumat, (07/11/2025)

"Sebaran bantuan di wilayah terdampak meliputi Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo yang menerima 3 paket sembako dan 1 paket family kit; Desa Tamansatriyan, Kecamatan Tirtoyudo dengan 2 paket sembako dan 1 paket hygiene kit; serta Desa Sumbersuko, Kecamatan Dampit yang mendapatkan 3 paket sembako dan 1 paket family kit,". Jelasnya

"Sementara itu, untuk masyarakat terdampak angin kencang di Kecamatan Dau, PMI memberikan bantuan dalam jumlah lebih besar berupa beras 200 kg, minyak goreng 36 liter, gula pasir 24 kg, mie instan 400 bungkus, dan kecap botol 48 buah,". Terangnya

Bantuan ini disalurkan melalui Kantor Desa Sumbersekar dan diterima langsung oleh Kepala Desa untuk didistribusikan kepada warga yang membutuhkan.

Penyaluran bantuan di Dampit dan Tirtoyudo dilakukan langsung kepada keluarga terdampak dengan pendampingan perangkat desa agar tepat sasaran. 

"PMI Kabupaten Malang juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan dan memperkuat kesiapsiagaan berbasis komunitas,". Tambahnya

"Melalui kerja sama dan solidaritas, PMI berharap masyarakat terdampak dapat segera pulih dan kembali menjalankan aktivitas seperti sediakala,". Tutupnya

Penulis: M Nur Amin Zabidi 
Editor: Redaksi

06 November 2025

PMI Gelar Simulasi Nasional WASH 2025, Siap Selamatkan Jutaan Nyawa Saat Bencana!

lintas6.com, Bandung — Dalam sebuah langkah inovatif untuk memperkuat kesiapsiagaan dan kapasitas respons terhadap bencana, Lembaga Pengembangan Air, Sanitasi, dan Lingkungan Palang Merah Indonesia (LPASL PMI) menyelenggarakan Simulasi Water, Sanitation, and Hygiene Promotion (WASH) Skala Nasional di Situbereum, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Diadakan dari tanggal 6 hingga 12 November 2025, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan layanan air bersih, sanitasi, dan promosi kebersihan, yang menjadi elemen vital dalam setiap respons darurat kebencanaan.

Simulasi WASH tahun ini melibatkan relawan PMI dari 22 kabupaten/kota di 16 provinsi di seluruh Indonesia, menunjukkan komitmen nasional untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat. 

Kegiatan ini bukan sekadar latihan, melainkan sebuah upaya menyeluruh demi memastikan bahwa setiap relawan siap memberikan layanan yang cepat, tepat, dan berprinsip kemanusiaan pada saat bencana terjadi.

Fajar Sumirat, Kepala LPASL PMI Pusat, menjelaskan pentingnya kegiatan ini dalam memperkuat kesiapsiagaan PMI serta menguji kemampuan teknis tim WASH di lapangan.
 
"Simulasi ini tidak hanya berfokus pada penyediaan air bersih, tetapi juga mencakup aspek sanitasi dan promosi kebersihan. Kami ingin memastikan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) air bersih, serta menyusun dan menyesuaikan SOP WASH agar sesuai dengan kebutuhan di lapangan," ungkap Fajar.

Selama simulasi, PMI menargetkan tim WASH mampu memproduksi setidaknya 150.000 liter air bersih per hari, cukup untuk memenuhi kebutuhan 10.000 orang. Target ini mencerminkan ambisi PMI untuk memastikan bahwa mayoritas masyarakat penerima manfaat mengenali dan memahami jenis layanan WASH yang disediakan.

Pemateri saat pemaparan simulasi

Kegiatan ini juga mengekspresikan komitmen PMI terhadap akuntabilitas masyarakat (Community Engagement and Accountability, CEA) dengan menciptakan kerangka rekomendasi teknis penting yang akan digunakan dalam penyempurnaan SPM, SOP, dan Modul WASH PMI di masa datang. Dukungan dari Palang Merah Kanada melalui Response Readiness Water and Sanitation Project juga menggambarkan pentingnya kolaborasi internasional untuk meningkatkan kapasitas relawan PMI dalam masa darurat.

Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes., Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial PMI Pusat saat membuka kegiatan, menegaskan krusialnya aspek air bersih dalam setiap fase tanggap bencana. 

"Air bersih adalah kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa ditawar. Kualitas hidup dan kesehatan masyarakat sangat bergantung pada ketersediaan air bersih, terutama di masa darurat. Itu sebabnya, peran PMI dalam menyediakan layanan air bersih dan sanitasi sangat strategis," tegas Prof. Fahmi.

Beliau juga menambahkan bahwa LPASL PMI akan terus mengembangkan unit pengolahan air skala rumah tangga sebagai solusi berkelanjutan untuk ketersediaan air bersih bagi masyarakat terdampak bencana.

Antusias peserta saat meneeima materi simulasi


Simulasi Nasional WASH 2025 di Garut ini juga didukung oleh PMI Provinsi Jawa Barat dan PMI Kabupaten Garut, yang berperan aktif dalam koordinasi lapangan dan dukungan logistik. Dilaksanakan di area perkemahan Cibeureum, lokasi simulasi dilengkapi dengan fasilitas tenda pelayanan WASH, instalasi pengolahan air, area sanitasi, dan ruang edukasi kebersihan masyarakat, memastikan bahwa kegiatan berlangsung secara terstruktur dan efektif.

Lebih dari sekadar peningkatan kapasitas teknis, simulasi ini juga memberi penekanan khusus pada pemahaman konsep Revenue Centre oleh para peserta, sebuah upaya dari LPASL PMI untuk membangun kemandirian organisasi melalui pelayanan yang berkontribusi pada penguatan sumber daya dan keberlanjutan program.

Dengan meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi akibat perubahan iklim, komitmen PMI dalam memperkuat kesiapsiagaan bencana menjadi semakin relevan. PMI memastikan bahwa setiap relawan memiliki kapasitas andal untuk memberi layanan air bersih, sanitasi, dan promosi kebersihan yang sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, yaitu kemanusiaan, kesukarelaan, serta profesionalitas dengan memperhatikan aspek perlindungan, gender, dan inklusi.

Pengurus, Fasilitator dan peserta foto bersama

Melalui inisiatif ini, Lembaga Pengembangan Air, Sanitasi, dan Lingkungan bersama PMI bertekad untuk menyelamatkan jutaan nyawa pada saat-saat paling kritis, memastikan bahwa masyarakat yang terdampak bencana dapat bangkit dan beradaptasi dengan lebih baik.

Penulis: Haafiid Naafiyan
Editor: M Nur Amin Zabidi

PMI Bantu Pencarian Siswa Hanyut di Sungai Bedadung Jember

lintas6.com, Jember – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember dengan sigap mengerahkan tim relawannya untuk bergabung dalam operasi pencarian seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dilaporkan hanyut terseret arus di Sungai Bedadung. Insiden ini terjadi pada Rabu sore, 5 November 2025, dan telah memicu tanggap darurat di kalangan petugas terkait dan komunitas relawan.

Dalam upaya mendukung operasi pencarian, PMI Jember mengirimkan dua anggota satuan siaga bencana (Satgana), yaitu M. Faiturrahman dan Imam Rosyidi. Keduanya kini bergabung dengan unsur SAR gabungan lainnya, termasuk Basarnas Pos SAR Jember, BPBD, TNI, Polri, serta berbagai komunitas relawan lainnya yang bekerja keras menyisir aliran Sungai Bedadung.

Ketua PMI Jember, Zainollah, SPd, mengungkapkan komitmen penuh institusinya dalam mendukung upaya kemanusiaan ini. 

"Untuk memperkuat tim gabungan dalam operasi pencarian, kami dari PMI Jember menerjunkan dua relawan kami yang saat ini sudah berada di lokasi," ujarnya. Kamis, (6/11/2025)

Proses pencarian hingga Kamis sore masih berlangsung dengan intens, melibatkan penyisiran menyusuri sepanjang aliran sungai. Arus yang deras dan titik-titik rawan lainnya menjadi tantangan dalam operasi ini. Kerja sama yang baik antara berbagai unsur tim gabungan menjadi kunci dalam upaya menemukan korban.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan masyarakat, Zainollah juga menekankan pentingnya kewaspadaan saat beraktivitas di sekitar sungai, terutama ketika arus deras. 

"Kami dari PMI Jember mengimbau masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di sekitar sungai dengan arus deras," tambahnya.

PMI Jember terus memantau situasi di lapangan dan siap memberikan bantuan lebih lanjut jika diperlukan. Dedikasi dan kerjasama berbagai pihak diharapkan dapat membuahkan hasil yang positif dalam misi kemanusiaan ini.

Penulis: M Nur Amin Zabidi 
Editor: Redaksi

SMAN 1 Talun Gelar Latdaskar dan Mandala: Bentuk Relawan Tangguh dan Peduli

KEGIATAN LATDASKAR dan MANDALA

lintas6.com, Blitar — Palang Merah Remaja (PMR) Unit SMA Negeri 1 Talun sukses menyelenggarakan kegiatan tahunan yang sangat dinanti, yaitu LATDASKAR (Latihan Dasar Kepalangmerahan) dan MANDALA (Malam Pendaftaran dan Pelatihan) pada Kamis, 6 November 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 36 peserta baru yang antusias mengikuti rangkaian program.

Kegiatan ini merupakan bagian integral dari program kerja PMR yang bertujuan membentuk generasi muda menjadi individu tangguh, penuh kepedulian, dan berjiwa kemanusiaan.

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala SMA Negeri 1 Talun sekaligus penanggung jawab PMR, Edy Sasmito, S.S., M.Pd., didampingi Pembina PMR, Ratih, dan Fasilitator PMR, Drs. Suroyo, M.Pd. Dalam sambutannya, Edy Sasmito menyampaikan harapannya agar LATDASKAR dan MANDALA mampu mencetak anggota PMR yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga memiliki jiwa kemanusiaan, disiplin tinggi, dan rasa tanggung jawab besar.

"Melalui kegiatan LATDASKAR dan MANDALA sangat penting dalam pembentukan karakter dan keterampilan yang akan berguna dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Setelah pembukaan, peserta mendapatkan materi orientasi kepalangmerahan yang disampaikan oleh Catrien. Materi ini memberikan wawasan mendalam mengenai prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang teguh oleh setiap relawan. Selanjutnya, sesi kebijakan PMI Kabupaten Blitar dan manajemen PMR dipandu oleh Agus Hariadi.

"Betapa pentingnya manajemen organisasi dan peran kebijakan dalam menunjang kesuksesan misi sosial bagi calon relawan masa depan PMI," ungkap Agus.

Kegiatan LATDASKAR dan MANDALA tidak hanya mengedepankan penguasaan pengetahuan teoritis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai dasar kepalangmerahan kepada setiap peserta. Kegiatan ini menitikberatkan pada peningkatan kemampuan organisasi dan kepemimpinan dengan harapan dapat memperkuat semangat kemanusiaan.

Program ini diharapkan menjadi langkah awal yang solid bagi anggota PMR baru untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan di masa mendatang.

Sebagai wadah pembinaan generasi muda yang berjiwa relawan, LATDASKAR dan MANDALA turut memperkuat eksistensi PMR dalam menjalankan misinya.

"Dengan semangat baru yang membara, anggota PMR SMA Negeri 1 Talun siap menjadi relawan yang tangguh, berkarakter, dan berjiwa kemanusiaan. Mereka bertekad membawa perubahan positif yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar," Tambah Edy.

Kegiatan ini tidak hanya berkontribusi pada pengembangan pribadi para peserta, tetapi juga berpotensi memberikan dampak besar dalam pembentukan generasi muda yang lebih peduli dan siap mengambil peran dalam upaya kemanusiaan di berbagai lini.

"Semoga semangat dan komitmen para peserta ini menjadi inspirasi bagi remaja lain untuk mengikuti langkah serupa dalam kontribusi bagi kemanusiaan,". Tutup Edy

Penulis: M Nur Amin Zabidi 
Editor: Redaksi

Tingkatkan SDM, PMI Lumajang Gelar Diklatsar KSR dan Orientasi TSR

lintas6.com, Lumajang – Dalam upaya meningkatkan kualitas serta kapasitas sumber daya manusia (SDM) relawan, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lumajang kembali menggelar Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) untuk Korps Sukarela (KSR) dan orientasi untuk Tenaga Sukarela (TSR). 

Program pelatihan ini dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis untuk menjamin bahwa setiap relawan yang direkrut mampu memberikan pelayanan optimal di tengah masyarakat.

Diklatsar dan orientasi tersebut diikuti oleh 17 calon relawan baru. Selama 67 jam, mereka mendapatkan materi intensif yang mencakup teori dan praktik di bidang kepalangmerahan. 

Ketua panitia Diklatsar PMI Lumajang, Dra. Iswarini Jamilah, menekankan pentingnya kegiatan ini dalam mempersiapkan relawan yang terampil dan andal. 

"Kami ingin, melalui Diklatsar dan orientasi ini, PMI Lumajang bisa menghimpun relawan yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik," ungkap Iswarini, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PMI Lumajang bidang Humas. Kamis, 6 November 2025.

Kegiatan pelatihan berlangsung pada tanggal 6-9, 15, serta 22-23 November 2025, di mana semua fasilitator berasal dari PMI Lumajang sendiri. 

Metode ceramah dan diskusi dilaksanakan di Markas PMI Lumajang, sedangkan simulasi atau gladi lapang dilaksanakan di Camping Ground Tumpak Selo, Desa Petahunan Lumajang. 

Pemilihan lokasi yang strategis diharapkan dapat memberikan suasana latihan yang lebih mendekati kondisi sebenarnya di lapangan.

Ketua PMI Lumajang, H. Budi Santoso, SH, MSi, secara resmi membuka kegiatan Diklatsar ini. Dalam sambutannya, Budi menekankan pentingnya partisipasi aktif dari setiap peserta pelatihan.

 "Kami berharap semua peserta bisa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Dengan pelatihan ini, kami berharap dapat memenuhi kebutuhan jumlah relawan kita, yang bermutu, untuk mendukung upaya pemerintah daerah dalam menangani kebencanaan, baik bencana alam maupun sosial," jelas Budi Santoso.

Foto Bersama Ketua PMI dan Peserta usai pembukaan

Pelatihan ini menyoroti komitmen PMI Lumajang dalam membentuk tim tanggap darurat yang siap siaga menghadapi berbagai tantangan di lapangan. Proses rekrutmen yang dilakukan setiap dua tahun sekali ini diharapkan tidak hanya menambah kuantitas, tetapi juga kualitas relawan PMI Lumajang. Diharapkan, dengan adanya relawan yang terlatih dan profesional, pelayanan kemanusiaan oleh PMI Lumajang akan semakin baik dan tepat sasaran.

Menghadapi era yang penuh dengan dinamika bencana dan tantangan sosial, PMI Lumajang terus menunjukkan komitmen untuk berkontribusi secara signifikan dalam pelayanan kemanusiaan. 

Melalui penyelenggaraan Diklatsar dan orientasi TSR, harapannya adalah terwujudnya SDM relawan yang tangguh dan berdaya saing, mampu memberikan kontribusi nyata dan berkelanjutan bagi kemanusiaan, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Penulis: M Nur Amin Zabidi 
Editor: Redaksi

05 November 2025

Kolaborasi PMI dan BMKG Perkuat Antisipasi Panas Ekstrem

lintas6.com, Yogyakarta – Palang Merah Indonesia (PMI) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda menjalin kolaborasi strategis dalam memperkuat antisipasi risiko panas ekstrem di Surabaya.

 Kerja sama ini dipaparkan dalam sesi tematik “Beat the Heat: National Heat Action in Bangladesh, Nepal, and Indonesia” pada Asia Pacific Dialogue Platform on Anticipatory Action (APDP) 2025 yang berlangsung di Royal Ambarukmo, Yogyakarta, 4-6 November 2025.

Dalam forum tahunan yang mengusung tema “Harmonising the Anticipatory Action Approach: Finding the Right Tune for Coherence” tersebut, PMI dan BMKG Juanda aktif berpartisipasi dalam diskusi interaktif untuk memperkuat upaya mitigasi dampak panas ekstrem berbasis sains dan aksi komunitas.

Ridwan S. Carman, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah nyata dalam mengintegrasikan data ilmiah BMKG dengan kebijakan dan aksi lapangan. 

“Kami ingin mendorong pengembangan sistem peringatan dini yang komprehensif untuk menghadapi panas ekstrem di Surabaya,” ujarnya.

Oky Sukma Hakim dari BMKG Juanda memaparkan hasil kajian ilmiah terkait karakteristik panas ekstrem di Surabaya terkait dampak dan resiko serta rekomendasi aksi dini kepada masyarakat.

Oky Sukma Hakim BMKG Juanda saat pemaparan

Dukungan data ilmiah ini diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi fenomena cuaca ekstrem.

Perwakilan PMI Jawa Timur berharap kedepannya hasil kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan agar dapat dijadikan protokol aksi antisipasi yang adaptif dan relevan bagi wilayah urban seperti Surabaya.

 “Strategi antisipasi yang berbasis bukti sangat penting untuk mengurangi risiko dampak panas ekstrem di kota besar,” katanya.

Forum APDP 2025 juga menjadi momentum penting untuk memperkuat jaringan antar lembaga nasional dan mitra internasional dalam pengembangan Heat Anticipatory Action. 

Dengan sinergi PMI dan BMKG Juanda, diharapkan kesiapsiagaan menghadapi panas ekstrem dapat terintegrasi dengan baik dan memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan iklim kawasan Asia Pasifik.

Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat ketahanan masyarakat Surabaya terhadap risiko cuaca ekstrem, tetapi juga menjadi model pengembangan tindakan antisipatif yang inovatif dan adaptif di tengah tantangan perubahan iklim global.

Penulis: M Nur Amin Zabidi
Editor: Redaksi

PMI Ikuti Apel Siaga Hidrometeorologi di Ponorogo

Apel Siaga Hidrometeorologi di Ponorogo

lintas6.com, Ponorogo – Pemerintah Kabupaten Ponorogo menggelar apel gabungan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi yang berlangsung di Alun-alun Ponorogo. Acara ini diselenggarakan pada hari Rabu, 5 November 2025 dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait, termasuk Palang Merah Indonesia (PMI). 

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sistematis untuk memperkuat koordinasi dan kesiapan dalam menghadapi potensi bencana akibat perubahan iklim, seperti banjir, longsor, angin kencang, dan kekeringan yang sering melanda daerah tersebut.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dalam sambutannya mengajak seluruh elemen masyarakat serta instansi terkait untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana. 

Mengingat kejadian banjir tahun lalu yang melanda belasan desa di tujuh kecamatan, langkah-langkah preventif menjadi semakin penting untuk mengurangi dampak potensi bencana di masa mendatang.

“Alam ini sekarang sudah tidak seimbang karena manusia semakin banyak dengan segala kebutuhannya, maka bencana ada di mana-mana. Apalagi Ponorogo sering ada banjir, longsor, angin kencang, kekeringan, dan lainnya,” ujar Sugiri.

PMI saat ikuti apel siaga hidrometeorologi

Dalam apel tersebut, Bupati Sugiri juga melakukan pengecekan peralatan mitigasi bencana yang disiapkan oleh berbagai pihak. Peralatan tersebut antara lain senso, perahu karet, dan logistik lainnya yang disiapkan untuk memastikan kesiapan menghadapi situasi darurat. 

Bupati menginstruksikan agar kebutuhan per titik bencana didata secara terperinci dan mapping dilakukan dengan jelas, sehingga tindakan penanggulangan dapat dilakukan secara tepat dan efektif.

PMI sebagai salah satu mitra strategis dalam penanggulangan bencana turut berpartisipasi aktif dalam apel kesiapsiagaan ini. 

M Nur A Zabidi, personil PMI Kabupaten Ponorogo, saat dilapangan mengatakan PMI mengirim personil dari relawan KSR UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo serta dari Markas PMI, dilengkapi dengan dua ambulans untuk mendukung operasi dan memberikan respons cepat jika terjadi keadaan darurat. 

"Keikutsertaan PMI dalam kegiatan ini menegaskan komitmen organisasinya dalam berkontribusi pada kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana di tingkat daerah,". Ungkapnya

Kolaborasi lintas sektor ini mencakup kehadiran berbagai instansi seperti Polri, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PMI, FPRB, potensi relawan dan stakeholder terkait lainnya.

"Semua pihak yang hadir bersepakat untuk bergandengan tangan dalam menjaga keseimbangan alam dan meningkatkan mitigasi jauh sebelum bencana terjadi,". Jelasnya

Tim PMI Ponorogo foto bersama usai apel

Kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang untuk demonstrasi kesiapan peralatan dan personil, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat koordinasi antar lembaga serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya upaya mitigasi bencana. 

Dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi di banyak daerah, apel ini diharapkan dapat menjadi contoh positif bagi daerah lain dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

PMI, melalui partisipasinya, akan terus meningkatkan kualitas pelatihan, peralatan, dan koordinasi dengan lembaga lain untuk memastikan bahwa respons yang diberikan kepada masyarakat terdampak bisa lebih cepat, efektif, dan efisien.

"Upaya bersama ini diharapkan dapat meminimalisir dampak bencana dan melindungi masyarakat Ponorogo dari ancaman bencana hidrometeorologi yang semakin tidak dapat diprediksi,". Tutupnya

Penulis: Amin
Editor: Redaksi

Category 5

Category 6

Category 7

 
Copyright © 2014 lintas6.com