From our Blog

28 September 2025

SD Peradaban, SMPN 2, SMAIT RJ Raih Juara Umum Jumbara PMR XI Cilegon 2025

lintas6.com, Cilegon - Perhelatan Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) Palang Merah Remaja (PMR) Tingkat Kota Cilegon ke-XI pada 2025 telah menjadi momentum penting bagi pengembangan karakter dan keterampilan generasi muda, sekaligus momen yang sarat dengan edukasi dan nilai kemanusiaan. Acara yang berlangsung selama empat hari ini, dari tanggal 25 hingga 28 September, diselenggarakan dengan tema "Satu Aksi Bangun Mitigasi," yang mencerminkan komitmen dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan di bidang mitigasi bencana.

Jumbara PMR XI yang diadakan di Lapangan Panti Rehabilitasi Dinas Sosial Kota Cilegon dan ditutup secara resmi oleh Ketua PMI Kota Cilegon, H. Abdul Hakim Lubis, berhasil mempertemukan ratusan anggota PMR dari seluruh penjuru kota. Abdul Hakim Lubis, dalam sambutannya, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menumbuhkan jiwa kerelawanan sekaligus membekali para peserta dengan keterampilan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Puncak dari kegiatan ini ditandai dengan pengumuman para pemenang lomba. Juara umum didominasi oleh SD Peradaban Kota Cilegon di tingkat mula, SMPN 2 Kota Cilegon di tingkat madya, dan SMAIT Raudhatul Jannah Kota Cilegon untuk tingkat wira. Momen ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga peluang untuk menyebarluaskan semangat kebersamaan dan saling menghargai antar anggota PMR.

Namun, Jumbara PMR XI bukan semata-mata tentang kompetisi. Acara ini juga mencakup pembinaan karakter melalui berbagai program seperti workshop di bidang kepalangmerahan, edukasi mitigasi bencana, panduan aman menggunakan media sosial, hingga simulasi pertolongan pertama. Dengan adanya malam keakraban, pentas seni, dan bakti sosial masyarakat, acara ini memberikan pengalaman holistik kepada para peserta, memperkaya wawasan dan memperdalam semangat kemanusiaan yang menjadi fundamental bagi PMI.

Dalam penutupan acara, selain jajaran pengurus PMI Kota Cilegon, hadir pula unsur OPD, TNI-Polri, pengurus PMI Kecamatan, beserta kepala sekolah dan pembina PMR, serta tokoh masyarakat. Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan dukungan dan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan yang mendidik dan bermanfaat ini.

Melalui Jumbara XI, diharapkan lahir kader-kader muda yang siap mengabdi, menginspirasi, dan terus menjaga semangat kemanusiaan dalam masyarakat. Seiring dengan berakhirnya kegiatan ini, PMI Kota Cilegon optimis bahwa generasi muda yang terlibat akan menjadi bagian penting dalam pengembangan dan pelestarian nilai-nilai kemanusiaan, serta berkontribusi secara positif kepada komunitas mereka. (min)

Mengenang G30S PKI: Sebuah Renungan atas Tragedi Sejarah Indonesia

Monumen Lubang Buaya. ©2017 Merdeka.com

lintas86.com, Ponorogo - Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S PKI) adalah salah satu momen paling kelam dalam sejarah Indonesia yang memberi dampak jangka panjang bagi bangsa ini. Kita perlu mengenang serta memahami peristiwa ini tidak hanya sebagai sebuah tragedi, tetapi juga sebagai pelajaran berharga untuk memastikan bahwa sejarah tidak terulang. Dalam konteks ini, pendekatan berbasis literasi historis sangat penting demi membangun kesadaran kolektif masyarakat.

G30S PKI berawal pada malam 30 September, di mana sekelompok pasukan Cakrabirawa menculik dan membunuh enam jenderal Angkatan Darat dengan dalih mencegah kudeta Dewan Jenderal. Tokoh-tokoh berpengaruh, seperti Letnan Jenderal Ahmad Yani dan Mayor Jenderal R. Soeprapto, menjadi korban dari aksi brutal ini. Insiden ini menjadi momentum bagi munculnya gelombang kemarahan masyarakat yang kemudian berujung pada pembubaran PKI dan dimulainya Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto.

Penelitian mengenai G30S PKI menunjukkan kompleksitas dari tragisnya peristiwa ini. Seperti yang ditunjukkan oleh John Roosa dalam bukunya "Pretext for Mass Murder", ada alasan mendalam mengenai konflik internal di tubuh militer yang menjadi katalisator peristiwa tersebut. Pendekatan ini menawarkan sudut pandang yang lebih luas, yang mengingatkan kita bahwa sejarah tidak pernah hitam putih. Bahkan, Robert Cribb dalam "The Indonesian Killings 1965-1966" mencatat betapa pembersihan politik setelah peristiwa tersebut membawa dampak yang mendalam pada masyarakat. Ratusan ribu hingga jutaan orang yang dituduh terlibat dengan PKI menjadi korban kekerasan, penangkapan, dan eksekusi yang tidak adil.

G30S PKI telah mengubah tidak hanya kursi kekuasaan di Indonesia, tetapi juga tatanan sosial dan budaya masyarakat. Ketakutan terhadap komunisme menciptakan stigma yang mengakar di tengah masyarakat, yang berimbas pada hubungan sosial dan kepercayaan antar kelompok. Ibrahim, salah satu tokoh masyarakat, dalam wawancaranya menyatakan, "Kami hidup dalam ketakutan; semua orang saling curiga, bahkan kepada tetangga sendiri." Hal ini menunjukkan bahwa trauma sejarah telah menciptakan pola pikir kolektif yang negatif.

Sebagai suatu bangsa, kita memiliki tanggung jawab untuk terus mengeksplorasi dan mendekonstruksi berbagai narasi seputar G30S PKI. Proses ini bukanlah untuk membenarkan tindakan-tindakan keji yang terjadi, tetapi lebih untuk memahami sepenuhnya konteks dan alasan yang melatarbelakangi peristiwa tersebut. Tanpa pemahaman ini, kita berisiko mengulangi kesalahan yang sama di masa depan.

Kita perlu mengedukasi generasi muda tentang G30S PKI dengan cara yang objektif dan kritis. Menyediakan akses terhadap berbagai sumber literasi, dari karya-karya akademis hingga referensi sejarah, penting untuk menciptakan pemahaman yang sehat. Dengan keterbukaan terhadap berbagai perspektif, kita dapat menggali kebenaran, meningkatkan toleransi, dan menghindari pengulangan tragedi di masa mendatang.

Sebagai penutup, mengenang G30S PKI adalah upaya untuk melakukan refleksi mendalam tentang identitas kita sebagai bangsa. Marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk menghargai sejarah, tidak hanya sebagai catatan masa lalu, tetapi sebagai panduan untuk menciptakan masa depan yang lebih adil dan beradab bagi semua. Dengan melibatkan diri dalam diskusi yang terbuka dan inklusif, kita dapat membangun masyarakat yang lebih mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Daftar Pustaka:
1. Roosa, John. *Pretext for Mass Murder*. 2006.
2. Cribb, Robert. *The Indonesian Killings 1965-1966: Lessons for the Future*. 1990.

Dilarang mengambil atau menayangkan ulang sebagian atau seluruh artikel ini untuk konten media sosial komersial tanpa izin dari redaksi. Untuk update cepat, akurat, dan terpercaya, ikuti lintas86.com melalui saluran WhatsApp di https://whatsapp.com/channel/0029VaDN14t6LwHsI1fAL91s. (min)

Sholawat Burdah: Keutamaan, dan Cara mengamalkannya



Sholawat Burdah sangat mujarab untuk pemenuhan hajat dan berbagai kepentingan.

Salah satu shalawat yang sangat masyhur di Indonesia adalah shalawat atau Qasidah Burdah. Syair yang berisi pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad saw, pesan moral, nilai spiritual dan semangat perjuangan, yang sering dibaca saat memperingati maulid Nabi Muhammad saw. Qasidah Burdah juga sering menjadi bacaan rutin di pondok pesantren dan di tengah masyarakat. Qasidah Burdah disusun oleh ulama yang sangat tersohor alim, sufi, dan sangat mencintai Rasulullah saw, yaitu Imam al-Bushiri.

Kecintaan Imam al-Bushiri kepada Rasulullah saw sangat tampak dalam syair-syair Qasidah Burdah. Di dalamnya tidak hanya menjelaskan bagaimana cara meningkatkan spiritual dan moral, namun juga mengajarkan hakikat cinta yang sebenarnya kepada Rasulullah saw, sekaligus pengakuan bagi umat Nabi Muhammad saw dalam hal tidak punya amalan apapun yang dapat diandalkan tanpa mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat.

Biografi Singkat Penyusun
Imam al-Bushiri bernama lengkap Muhammad bin Sa’id bin Himad bin Abdullah ash-Shanhaji al-Bushiri al-Mishri. Ia lahir di desa Dalas, salah satu desa Bani Yusuf di dataran tinggi Mesir pada 609 H. Al-Bushiri kecil kemudian tumbuh di Bushir, desa asal ayahnya. Nisbat atau sebutan al-Bushiri menunjuk pada desa tersebut. Al-Bushiri wafat pada tahun 696 H, ketika berumur 87 tahun dan dimakamkan di dekat makam Syaikh Abil ‘Abbas al-Mursi di kota Iskandaria, Mesir.

Sejak kecil al-Bushiri dididik ilmu Al-Qur’an oleh ayahnya secara langsung. Ia besar dari keluarga yang sangat mencinta ilmu. Tidak heran jika ia kemudian menjadi sosok ulama yang sangat alim. Selain dari ayahnya, al-Bushiri juga mengembara untuk mencari ilmu kepada para guru. Di antara gurunya adalah Syekh Abul ‘Abbas al-Mursi, ulama yang dikenal sebagai wali qutb dan murid kesayangan Imam Abu Hasan as-Syadzili, pendiri tarekat Syadziliyah. (‘Ali al-Qari, az-Zibdah fî Syarhil Burdah, [Turki, Hidâyatul ‘Ârifîn: 1991], halaman 13; dan Muhammad Yahya, al-Burdah Syarhan wa I'râban, [Damskus, Dârul Bairuti: 1999], halaman 6). 

Semangatnya dalam mencari ilmu menjadikan al-Bushiri sebagai ulama yang sangat alim sekaligus menjadi sufi dan sastrawan. Bukti dari keluasan ilmunya bisa dilihat dari berbagai karyanya, yaitu al-Hamziyyah, al-Haiyyah, al-Daliyyah, Qasîdahtul Mudhriyyah dan Tahdzîbul Fâdil A’miyyah. Namun yang paling terkenal adalah al-Kawâkibud Duriyyah fî Madhi Khairil Bariyyah yang lebih populer disebut dengan nama Qasidah Burdah.

 
Kemasyhuran Qasidah Burdah tidak lepas dari peran penulisnya yang sangat ikhlas dan penuh kecintaan disertai harapan syafaat kepada Rasulullah saw, sehingga menjadikan tulisannya sangat dikenal dan selalu menggema di belahan dunia. Bahkan Qasidah Burdah tidak hanya menjadi bahan bacaan, namun juga menjadi salah satu kitab yang banyak disyarahi oleh ulama. Di antara ulama yang mensyarahinya adalah, Syekh Ali al-Qari, Imam al-Baijuri, Syekh Badruddin Muhammad al-Ghazi dan ulama lainnya.

Sejarah Qasidah Burdah
Dalam Muqaddimah Syarhul Burdah karya Imam al-Baijuri diceritakan, penulisan Qasidah Burdah bermula ketika Imam al-Bushiri menderita sakit lumpuh. Ia tidak dapat melakukan apa pun, hanya berdiam tanpa dapat melakukan apa-apa. Akhirnya Imam al-Bushiri mengisi kekosongan waktunya dengan menulis pujian-pujian indah tentang Nabi Muhammmad saw dengan harapan agar mendapatkan syafaat darinya, sebagaimana dijelaskan:

رُوِيَ أَنَّهُ أَنْشَأَ هَذِهِ الْقَصِيْدَةَ حِيْنَ أَصَابَهُ فَالِجٌ، فَاسْتَشْفَعَ بِهَا إِلَى اللهِ تَعَالَى. وَلَمَّا نَامَ رَأَى النَّبِي فِي مَنَامِهِ، فَمَسَحَ بِيَدِهِ الْمُبَارَكَةِ بَدَنَهُ فَعُوْفِيَ

Artinya, “Diriwayatkan sesungguhnya Imam al-Bushiri menggubah Qasidah Burdah ini ketika sedang menderita sakit lumpuh, kemudian ia memohon syafaat kepada Allah swt dengannya. Lalu ketika tidur, beliau bermimpi bertemu Nabi Muhammad saw, kemudian Nabi Saw mengusap badan al-Bushiri dengan tangan yang penuh berkah, dan setelah itu al-Bushiri pun sembuh.” (Al-Baijuri, Syarhul Burdah, [Mesir, Maktabah ash-Shafa: 2001], halaman 3).

Setelah bangun dari tidurnya dalam kondisi sehat, banyak orang mendatangi rumahnya, dan kemudian berkata: “Wahai Tuanku, saya berharap Engkau bisa memberikan qasidah yang di dalamnya ada pujian kepada Rasulullah.”

“Qasidah mana yang Engkau kehendaki?”, jawab Imam al-Bushiri.

“Qasidah yang diawali dengan syair ‘amin tadzakkuri jirânin”, kata mereka.

Kemudian Imam al-Bushiri memberikannya. Setelah itu, banyak orang mengambil berkah darinya sekaligus menjadikannya sebagai wasilah untuk kesembuhan. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Imam al-Baijuri, bukan berarti memohon keselamatan dan kesehatan dengan lafal-lafal yang ada dalam Qasidah Burdah dan menganggapnya memiliki otoritas untuk menyembuhkan penyakit, namun murni bertawassul kepada Rasulullah saw dengan perantara Qasidah Burdah. Lebih lanjut Imam al-Baijuri menegaskan:

أَصْبَحَ النَّاسُ يَتَبَرَّكُوْنَ بِهَا وَيَسْتَشْفِعُوْنَ بِهَا، عَلَى أَنَّ الْاِسْتِشْفَاءَ بِهَا لَيْسَ اسْتِشْفَاءً بِأَلْفَاظِهَا، وَاِنَّمَا هُوَ اِسْتِشْفَاءً بِرَسُوْلِ اللهِ

Artinya, “Banyak orang mengambil berkah Qasidah Burdah dan memohon syafaat dengannya, berdasarkan prinsip bahwa permohonan syafaat dengannya bukan dengan lafal-lafalnya, akan tetapi hupada hakikatnya adalah memohon syafaat dengan Rasulullah saw.” (Al-Baijuri, Syarhul Burdah, halaman 4).

Kelebihan qasidah yang satu ini dibandingkan dengan qasidah lain terletak dari cara penyusunannya. Imam Al-Bushiri tidak hanya menulis pujian-pujian yang ditunjukkan kepada Rasulullah saw dan peningkatan spiritualitas kepada Allah, namun juga menjelaskan kelahiran Rasulullah saw, mukjizat-mukjizat Al-Qur’an, nasab dan keturunan Rasulullah saw, mengingatkan manusia dari bahaya hawa nafsu, menceritakan Isra’ Mi’raj, menjelaskan jihad dan peperangan Rasulullah saw, juga menjelaskan tawasul dan permohonan syafaat, kemudian ditutup dengan munajat dan ungkapan perasaan hina di hadapan Allah swt.
 

 - Sholawat Burdah adalah selawat berisi syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW serta mengandung nilai spiritual, pesan moral dan semangat perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Berikut ini akan dijabarkan bacaan Sholawat Burdah, mulai dari lirik Arab, latin, arti dan keutamaanya.

Bacaan Sholawat Burdah Beserta Artinya
Dikutip dari buku berjudul Rahasia Sehat Berkah Shalawat oleh M. Syukron Maksum, Sholawat Burdah ditulis oleh Imam Busyiri.

Imam Busyiri merupakan seorang penyair asal Mesir. Sholawat Burdah tercipta saat Imam Al Bushiri menderita kelumpuhan dan kemudian bertemu dengan Nabi Muhammad di dalam mimpi.

Di Indonesia, Sholawat Burdah dinyanyikan oleh para pelantun selawat terkenal seperti Hadad Alwi, Veve Zulfikar, hingga Sulis.

Simak bacaan Sholawat Burdah lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan artinya berikut ini.

Sholawat Burdah:
مَوْلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا عَلىٰ حـَبِيْبِكَ خـَيْرِ الْخَلْقِ كًلِّهِمِ

Mawlaaya şalli wa sallim daa-iman abadan 'Alaa Ĥabiibika Khayril khalqi kullihimi
(Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat dan keselamatan atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk)

ِأَمِنْ تَذَكُّرِ جِيْرَانٍ بِذِی سَلَم ِمَزَجْتَ دَمْعََا جَرَی مِنْ مُّقْلَةِِ بِدَم

Amin tadzakkuri jîrônin bidzî salami Mаzаjtа dаm'ân jаrô min muԛlаtіn bіdаmі
(Aраkаh kаrеnа teringat tetаnggа уаng tіnggаl di "Dzі Salam". Sehingga engkau сuсurkаn airmata bеrсаmрur dаrаh уаng mеngаlіr dari matamu)

اَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ گاظِمَةِِ ِوَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِی الظَّلمَاءِ مِنْ إِضَم

Am habbatir-rîhu mіn tilqô-i kâdhіmаtіn Wа awmadlol barqu fîdh-dhоlmâ-і mіn іdlоmі
(Ataukah kаrеnа tiupan angin kеnсаng уаng bеrhеmbuѕ dаrі аrаh "Kаzhіmаh". Atаu kаrеnа sinar kіlаt yang mеmbеlаh kеgеlараn mаlаm dari Gunung "Idhаm")

فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَاهَمَتَا ِوَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِم

Fa maa li ' aynayka in qulta kfufaa hamataa Wa maa li qalbika in qulta stafiq yahimi
(Mengapa saat kau tahan air matamu ia tetap basah? Dan mengapa pula saat kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah?)

ٌأَيَحْسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتِـم ِمَا بَيْنَ مُنْسَجِمِِ مِّنْهُ وَمُضْطَرِم

Ayahsabus sabbu annal hubba munkatimun Maa bayna munsajimin minhu wa mudtarimi
(Apakah sang kekasih mengira bahwa tersembunyi cintanya. Di antara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora)

لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمعاً عَلٰى طَلَلٍ وَلَا أَرِقْتَ لِذِكْرِ الْبَانِ وَالْعَلَـمِ

Law lal hawaa lam turiq dam 'an 'alaa talalin Wa laa ariqta li dhikril baani wal 'alami
(Jika bukan karena cinta tidak akan kau tangisi puing-puing rumahnya. Dan tidak akan pula kau begadang untuk mengingat pohon Ban dan gunung, dekat rumah orang yang engkau cintai yakni Nabi Muhammad.)

ْفَكَيْفَ تُنْكِرُ حُبًّا بَعْدَ مَا شَهِدَت بِهٖ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ وَالسَّقَمِ

Fa kayfa tunkiru hubban ba'da maa shahidat Bihi 'alayka'uduulud dam'i was saqami
(Dapatkah engkau pungkiri cintamu, sedang air mata dan derita telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta?)

وَأَثْبَتَ الْوَجد خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَضَنَى ِمِثْلُ الْبَهَارِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالْعَنَم

Wa athbatal wajdu khaţţay 'abratin wa dan mithlal bahaari 'alaa khaddayka wal 'anami
(Kesedihanmu menimbulkan dua garis tangis yang kurus lemah. Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah)

ْنَعَمْ سَرٰى طَيْفُ مَنْ أَهْوى فَأَرَّقَنِي وَالْحُبُّ يَعْتَرِضُ اللَّذَّاتِ بِالْأَلَمِ

Na'am saraa tayfu man ahwaa fa arraqanii Wal hubbu ya' taridul ladhdhati bil alami
(Benar! Ia terlintas di dalam mimpiku, hingga aku susah tidur. Cintaku menghalangiku dari berbagai bentuk kenikmatan karena rasa sakit yang ku derita)

ِيَا لَائِمِيْ فِى الْهَوَى الْعُذْرِيِّ مَعْذِرَة مني إليك ولو أنصفت لم تلمِ

Yaa laa- imii fil hawal 'udhriyyi ma 'dhiratan minniia ilayka wa law ansafta lam talumi
(Wahai para pencaci gelora cintaku! Izinkan aku memohon maaf kepadamu. Namun seandainya kau bersikap adil, niscaya engkau tidak akan mencela diriku)

عَدَتْكَ حَالِيَ لَا سِرِّيْ بِمُسْـتَتِرِِ عَنِ الْوُشَاةِ وَلَا دَائِيْ بِمُنْحَسِمِ

'Adatka haaliya laa sirriibi mustatirin 'anil wushaati wa laa daa - ii bi munhasimi
(Kini kau tahu keadaanku. Bahkan rahasiaku tidak bisa tertutupi lagi bagi para pemfitnah yang mau merusak cintaku. Sedangkan penyakitku tak juga kunjung sembuh)

مَحَضْتَنِى النُّصْحَ لٰكِنْ لَّسْتُ أَسْمَعُهٗ إنّ الْمُحِبِّ عَنِ الْعُذَّالِ فِيْ صَمَمِ

Mahhadtanin nusha laakin lastu asma 'uhu innal muhibba 'anil 'udhdhaali fii samami
(Begitu tulus nasihatmu, akan tetapi aku tak kan pernah mendengarnya karena telinga sang pecinta tuli bagi para pencaci)

إنِّى اؐتَّهَمْتَ نَصِيْحَ الشَّيْبِ فِيْ عَذَلِيْ وَالشَّيْبُ أبْعَدُ فِيْ نُصْحِِ عَنِ التُّهَمِ

Innit tahamtu nasiihash shaybi fii' adhalii Wash shaybu ab 'adu fī nushin 'anit tuhami
(Akupun menuduh ubanku turut serta mencercaku. Padahal ubanku pastilah tulus dalam memperingatkanku)

Keutamaan Membaca Sholawat Burdah
Membaca Sholawat Burdah diyakini dapat mengingatkan kita pada sosok Nabi Muhammad SAW dan segala perjuangannya, sehingga membuat hati terasa lebih tenang.

Selain itu, terdapat beberapa keutamaan yang bisa didapatkan dari membaca serta mengamalkan selawat ini dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai berikut.

Mujarab sebagai obat dari berbagai macam penyakit
Terhindar dari gangguan setan, jin, santet dan hal-hal gaib lainnya

Meningkatkan keimanan dan rasa cinta kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

Segala permohonan doa akan terkabul

Sebaiknya dibaca ketika menempati rumah baru agar terbebas dari gangguan jin

Menjadi benteng pelindung bagi rumah, pondok dan desa dari marabahaya

Melindungi tempat yang jarang dihuni dari gangguan jin atau setan pengganggu.

Nah, itu dia bacaan Sholawat Burdah, mulai dari teks Arab, latin, beserta arti dan keutamaan membaca selawat ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Semoga bermanfaat.

Dilarang mengambil atau menayangkan ulang sebagian atau seluruh artikel ini untuk konten media sosial komersial tanpa izin dari redaksi. Untuk update cepat, akurat, dan terpercaya, ikuti lintas86.com melalui saluran WhatsApp di https://whatsapp.com/channel/0029VaDN14t6LwHsI1fAL91s. (min)

PMI Trenggalek Gelar Penutupan dan Pembubaran Kontingen Jumbara PMR Jatim ke-X

Pengurus PMI Trenggalek foto bersama usai Penutupan dan Pembubaran Kontingen Jumbara PMR Jawa Timur ke-X

lintas6.com, Trenggalek - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Trenggalek secara resmi menutup dan membubarkan kontingen Jumbara Palang Merah Remaja (PMR) Provinsi Jawa Timur ke-X, dalam sebuah acara yang berlangsung di Aula PMI Kabupaten Trenggalek pada Minggu, 28 September 2025. 

Acara ini ditutup langsung oleh Wakil Ketua PMI Trenggalek, Mahsun Ismail, dan dihadiri oleh jajaran pengurus PMI Kabupaten Trenggalek serta seluruh elemen kontingen Jumbara PMI Kabupaten Trenggalek.

Jumbara PMR ke-X yang digelar oleh PMI Jawa Timur pada 16-21 September di Lapangan Semen Gresik telah menjadi ajang pertemuan bergengsi bagi para relawan muda Palang Merah dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur. 

Dalam kesempatan ini, Wakil Ketua PMI Trenggalek, Mahsun Ismail, menyampaikan ucapan selamat atas pencapaian kontingen Trenggalek yang berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi dalam kegiatan tersebut.

"Anak-anak Jumbara jangan melupakan tujuan utama sebagai seorang relawan muda PMI, yaitu menghantarkan jasa untuk sesama dan selalu menebarkan kebaikan," ujar Mahsun Ismail dalam sambutannya. 

Beliau mengingatkan bahwa semangat kemanusiaan harus senantiasa menjadi panduan bagi semua relawan muda dalam setiap aktivitas mereka.

PMI Kabupaten Trenggalek patut berbangga atas prestasi gemilang yang diraih oleh para peserta. Kontingen ini mampu mengukir prestasi dengan meraih Juara 3 dalam kategori Eksplorasi HHI untuk PMR, Juara 3 dalam Jurnalistik Remaja, Juara Harapan 3 dalam kategori Jumbara Rising Star, serta Juara Umum ke-3 kategori Pratama. 

"Kita patut bangga atas pencapaian yang telah diraih oleh adik-adik kita ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam menyukseskan kontingen PMI Trenggalek di Jumbara PMR X Jatim," kata Mahsun dengan penuh apresiasi.

Acara penutupan ini tak hanya sekadar selebrasi, tetapi juga merupakan momen refleksi bagi para peserta. Diharapkan, para relawan muda dapat terus membawa semangat kepalangmerahan dalam setiap kegiatan dan berperan aktif dalam upaya kemanusiaan, sejalan dengan prinsip dasar Palang Merah. 

Dengan berakhirnya Jumbara PMR Jawa Timur ke-X, PMI Kabupaten Trenggalek optimis bahwa para relawan muda ini akan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif di masyarakat.

PMI Kabupaten Trenggalek berharap bahwa pengalaman dan prestasi yang diperoleh di ajang Jumbara ini dapat menjadi motivasi bagi relawan muda untuk mengembangkan kemampuan dan memperluas jejaring sesama relawan. 

Ke depan, diharapkan mereka dapat terus membawa kebanggaan dan manfaat bagi daerah mereka masing-masing, serta berkontribusi dalam kegiatan kemanusiaan di masa mendatang. 

Dengan semangat dan optimisme yang tinggi, Mahsun Ismail menutup acara dengan semangat membara untuk terus melangkah maju, memastikan generasi muda PMI menjadi motor penggerak bagi perubahan positif di masyarakat. (min)

27 September 2025

RAPI dan ORARI Bekali Brigade Penolong 1302 Pramuka Ponorogo Teknik Komunikasi yang Baik

RAPI dan ORARI saat bekali Brigade Penolong 1302 Pramuka Ponorogo Teknik Komunikasi menggunakan HT

lintas86.com, Ponorogo - Sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, Brigade Penolong 1302 Pramuka Ponorogo mengadakan Diklat khusus yang berlangsung dari 26 hingga 28 September 2025. 

Kegiatan ini diikuti oleh 76 anggota pramuka yang terdiri dari 34 peserta putri dan 42 peserta putra, yang berasal dari berbagai sekolah menengah pertama dan menengah atas se-Kabupaten Ponorogo.

Kholil Kusairi, salah satu panitia diklat, menyampaikan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan tentang kebencanaan kepada anggota pramuka penegak dan pandega, agar mereka siap menjadi tim relawan peduli bencana. 

Selain materi kepramukaan, peserta juga mendapatkan pengetahuan mendalam tentang sejarah Brigade Penolong dengan pemateri dari Ponorogo dan Jawa Timur.

Salah satu fokus utama diklat kali ini adalah pelatihan teknik komunikasi yang baik melalui penggunaan radio. Untuk mendukung hal ini, RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) dan ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia) Ponorogo turut memberikan pelatihan khusus. 

Peserta diajarkan tidak hanya mengoperasikan perangkat komunikasi radio, namun juga cara mengirimkan pesan dengan efektif dan efisien.

Febri Weli Daini, salah satu instruktur dari RAPI yang juga anggota ORARI, menekankan pentingnya menyiapkan catatan atau log book saat berkomunikasi menggunakan radio. 

“Untuk dapat menyampaikan pesan dengan baik, harus menyiapkan catatan agar informasi yang disampaikan jelas dan akurat,” ujarnya. Sabtu, (27/09/2025)

Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa komunikasi dalam situasi darurat haruslah berdasarkan fakta dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.

Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi kesiapan dan daya tanggap Brigade Penolong. Dengan tenaga relawan yang lebih muda dan terlatih, harapan dari para pengurus brigade adalah angin segar bagi tim untuk dapat terjun lebih kuat dan efektif dalam penanggulangan bencana di masa depan.

 “Semoga adanya anggota baru yang lebih berdaya ini bisa memperkuat tim yang tenaganya sudah agak tua, dan menjadi pilar penting dalam misi kemanusiaan kita,” ujar Kholil Kusairi.

Secara keseluruhan, kegiatan diklat yang mengintegrasikan pelatihan teknis dan wawasan praktis ini menjadi langkah maju bagi Brigade Penolong 1302 Pramuka Ponorogo dalam memperkuat kapasitas mereka sebagai garda depan dalam operasi penanggulangan bencana di wilayah Ponorogo dan sekitarnya.

Dilarang mengambil atau menayangkan ulang sebagian atau seluruh artikel ini untuk konten media sosial komersial tanpa izin dari redaksi. Untuk update cepat, akurat, dan terpercaya, ikuti lintas86.com melalui saluran WhatsApp di https://whatsapp.com/channel/0029VaDN14t6LwHsI1fAL91s. (min)

Diklat Brigade Penolong 1302 Pramuka Ponorogo: Mencetak Generasi Siaga dan Nasionalis

Ir. Muhamad Kujaeni saat menyampaikan wawasan kebangsaan (Foto Istimewa)

lintas86.com, Ponorogo - Pada bulan September 2025, kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) Brigade Penolong BP 1302 Pramuka Ponorogo dilaksanakan untuk melatih dan membekali generasi muda di bidang kebencanaan dan wawasan kebangsaan. Diklat ini diselenggarakan dalam dua gelombang, yaitu pada tanggal 26-28 September 2025, melibatkan 76 anggota Pramuka yang terdiri dari 34 putri dan 42 putra. Peserta pelatihan berasal dari Pramuka Penegak dan Penggalang atau tingkat SMP dan SMA.

Salah satu panitia, Kholil Kusairi, menyatakan bahwa tujuan utama dari diklat ini adalah untuk memberikan pelatihan khusus kepada anggota Pramuka penegak dan pandega mengenai kebencanaan serta mempersiapkan mereka menjadi tim relawan yang peduli. Agar pelatihan ini efektif, materi yang diberikan mencakup aspek kepramukaan dan sejarah brigade penolong, baik di tingkat Ponorogo maupun Jawa Timur. 

"Kegiatan bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai peran dan fungsi Brigade Penolong sebagai bagian penting dari gerakan Pramuka,". Ungkapnya. Sabtu, (27/09/2025)

Adanya transfer pengetahuan dan keterampilan ini diharapkan dapat memperkuat dan memperbaharui tenaga relawan yang sudah ada, menjadikan mereka lebih kuat dan sigap dalam menjalankan tugas-tugas kemanusiaan.
 
"Dengan adanya anggota baru ini, kami berharap mereka dapat menjadi angin segar bagi tim yang sudah ada, sehingga kekuatan dan kesiapsiagaan tim dapat lebih optimal," harap Kholil Kusairi.

Selain fokus pada kebencanaan, diklat ini juga menekankan pentingnya wawasan kebangsaan. 

Ir. Muhamad Kuajeni, Ketua DPPOW RAPI 1321 Ponorogo, Ketua FPRB Ponorogo, Dewan Penasehat PC 1302 GM-FKPPI Ponorogo dan juga Sekretaris Pamong Wengker Ponorogo bertindak sebagai pemateri dalam memberikan wawasan kebangsaan kepada para peserta. 

Menurut Ir. Muhamad Kuajeni, menyatakan pemahaman akan empat pilar kebangsaan - Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia - adalah hal yang sangat penting bagi generasi muda, khususnya di era digital saat ini.

"Henerasi muda, termasuk para anggota Pramuka, harus memahami dan menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, nasionalisme, dan kebersamaan dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, mereka dapat memainkan peran aktif dalam memajukan bangsa dan negara,".Ujarnya

"Praktik nyata dari pemahaman ini, seperti gotong royong di masyarakat, adalah salah satu cara untuk menerapkan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari,". Jelasnya

Dengan pelatihan ini, diharapkan para calon anggota Brigade Penolong 1302 Pramuka Ponorogo tidak hanya siap siaga dalam menghadapi situasi kebencanaan, tetapi juga memiliki jiwa nasionalisme yang kuat. 

"Mereka diharapkan dapat menjadi generasi penerus yang tidak hanya peduli terhadap kemanusiaan, tetapi juga mampu berkontribusi dalam membangun persatuan dan kehidupan berbangsa yang harmonis,". Tutupnya

Dilarang mengambil atau menayangkan ulang sebagian atau seluruh artikel ini untuk konten media sosial komersial tanpa izin dari redaksi. Untuk update cepat, akurat, dan terpercaya, ikuti lintas86.com melalui saluran WhatsApp di https://whatsapp.com/channel/0029VaDN14t6LwHsI1fAL91s. (min)

Kontingen Jumbara PMR PMI Banyuwangi Dibubarkan, Wakil Bupati, Mujiono: Alhamdulillah Kembali Juara Umum Jatim!

Pimpinan kontingen menyerahkan bendera kepada Wakil Bupati sekaligus ketua PMI Banyuwangi sebagai simbol dibubarkannya Kontingen Jumbara Jatim X

lintas6.Com, Banyuwangi - Dalam sebuah acara yang diliputi rasa syukur dan kebanggaan, Wakil Bupati Banyuwangi yang juga menjabat sebagai Ketua PMI Kabupaten Banyuwangi, Mujiono, telah dengan resmi membubarkan Kontingen Jumbara Palang Merah Remaja (PMR) Kabupaten Banyuwangi. Acara tersebut berlangsung di DAKON RESTO dan dihadiri oleh segenap pengurus PMI, dinas terkait, serta berbagai elemen yang berkontribusi pada kesuksesan kontingen.

Dengan tema "Cerdas, Tangkas, dan Berbudaya", Kontingen Jumbara PMR Kabupaten Banyuwangi kembali menorehkan prestasi gemilang dengan berhasil meraih predikat Juara Umum Kategori Utama pada ajang bergengsi di tingkat Provinsi Jawa Timur. Sebanyak 15 trofi berhasil dibawa pulang, mencerminkan kerja keras dan dedikasi dari seluruh anggota kontingen serta pihak-pihak yang terlibat.

Wakil Bupati Mujiono dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas pencapaian yang diraih para peserta. Ia memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pencapaian prestasi ini—mulai dari pengurus PMI, para fasilitator, hingga para anggota kontingen yang telah berjuang dengan semangat serta komitmen tinggi.

"Dari awal keberangkatan kontingen, saya sudah merasa optimis bahwa Banyuwangi mampu mencapai kemenangan sebagai Juara Umum. Kekompakan dan semangat yang telah ditunjukkan menjadi kunci keberhasilan kita," ujar Mujiono. Sabtu, (27/09/2025)

Ia juga menggarisbawahi pentingnya untuk terus meningkatkan kualitas diri dan tidak cepat merasa puas dengan pencapaian saat ini.

Menurut Mujiono, keberhasilan ini bukanlah milik individu semata tetapi merupakan kemenangan kolektif dari tim kontingen PMI Kabupaten Banyuwangi yang senantiasa solid dan saling mendukung sejak awal hingga akhir kegiatan. Lebih dari sekadar meraih penghargaan, kegiatan Jumbara ini juga menjadi wadah bagi peningkatan kapasitas, keterampilan, dan pengembangan karakter para peserta.

Mujiono berharap agar hasil positif dari Jumbara ini dapat berimplikasi pada pembinaan dan pengembangan PMR di masa mendatang. 

Ia menekankan pentingnya bagi kontingen untuk mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari serta menyosialisasikan hasil tersebut di tingkat Kabupaten.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada instansi terkait seperti Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang telah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.

 Sinergi dan kolaborasi berbagai lembaga telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian prestasi ini.

"Mari kita manfaatkan momentum ini sebagai motivasi untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi," tambah Mujiono, seraya memompa semangat seluruh kontingen untuk mempersiapkan diri menghadapi Jumbara Nasional di tahun depan.

"Dengan diakhiri ucapan Alhamdulillahirabbil 'alamiin, Mujiono secara resmi membubarkan kontingen Jumbara PMR PMI Kabupaten Banyuwangi,". Tambahnya

Sebelum menutup acara, Mujiono mengingatkan para peserta untuk menjaga semangat kebersamaan dan terus menebar kebaikan ketika kembali ke sekolah masing-masing.

"Ingatlah, kalian adalah duta kemanusiaan. Terus belajar dan berjuang untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi," ujar Mujiono dengan bersemangat. 

Acara tersebut kemudian diakhiri dengan doa bersama sebagai bentuk ungkapan syukur atas prestasi yang telah diraih.

Prestasi yang dirayakan dengan penuh bahagia ini menjadi salah satu pijakan penting untuk langkah-langkah besar berikutnya dalam dunia kemanusiaan dan pengembangan karakter generasi muda di Indonesia. Kesuksesan ini menjadi motivasi bagi seluruh pihak untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat. (min)

PMI Gelar Invitasi PMR Madya dan Wira Se-Kabupaten Semarang

 
PMI Kabupaten Semarang saat Invitasi PMR Madya dan Wira Se-Kabupaten Semarang

lintas86.com, Semarang – PMI Kabupaten Semarang sukses menyelenggarakan Invitasi Palang Merah Remaja (PMR) Madya dan Wira se-Kabupaten Semarang. Kegiatan yang meriah itu melibatkan 15 tim PMR Madya dan 10 tim PMR Wira, dengan tujuan mengasah keterampilan peserta melalui berbagai mata lomba seperti Pertolongan Pertama (PP), Penyuluhan Remaja Sebaya (PRs), Perawatan Keluarga (PK), penggunaan tandu, dan pembuatan Video Edukasi.

Dalam sambutannya, Ketua PMI Kabupaten Semarang, Drs. Jarot Supriyoto, MM, menekankan pentingnya acara ini sebagai wadah evaluasi kemampuan anggota PMR. 

“Kegiatan ini adalah salah satu ajang untuk evaluasi agar keterampilan adik-adik semua terlatih dan benar-benar bisa peduli dengan adanya kegiatan ini," ujarnya. 

Beliau berharap melalui kompetisi ini para peserta bisa meningkatkan keterampilan dan semangat berkontribusi dalam kegiatan kemanusiaan di masa depan.

Salah satu juri, Agus Ata, juga mengapresiasi dedikasi dan semangat luar biasa yang ditunjukkan para peserta PMR. 

“Saya sangat terkesan dan bangga melihat semangat luar biasa dari para PMR ini, yang merupakan kader relawan masa muda PMI,” katanya.

Acara ini tidak sekadar ajang keterampilan, tetapi juga momen kebersamaan yang memperkuat ikatan antaranggota PMR dari berbagai sekolah dan kecamatan. Para peserta mengaku mendapatkan pengalaman berharga dan motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan mereka ke depannya.

"Dukungan panitia, relawan, dan pihak sekolah dinilai menjadi kunci kelancaran kegiatan, pengalaman ini akan berdampak positif jangka panjang bagi peserta maupun PMI secara regional maupun nasional, sekaligus memperkuat peran PMR sebagai generasi penerus kepedulian kemanusiaan,". Tutup Drs. Jarot Supriyoto, MM.

Dilarang mengambil atau menayangkan ulang sebagian atau seluruh artikel ini untuk konten media sosial komersial tanpa izin dari redaksi. Untuk update cepat, akurat, dan terpercaya, ikuti lintas86.com melalui saluran WhatsApp di https://whatsapp.com/channel/0029VaDN14t6LwHsI1fAL91s. (min)

Warga Perumahan Puspa Asri Plalangan Gelar Senam Bersama: Bangun Hidup Sehat dan Kekompakan

Warga Perumahan Puspa Asri Plalangan saat Senam Sehat

lintas86.com, Ponorogo — Suasana segar pagi ini memenuhi halaman Blok H.32 Perumahan Puspa Asri Plalangan, saat sekelompok warga mengikuti senam sehat bersama. Sabtu, (27/9).

Kegiatan ini dipandu oleh Vina, instruktur berpengalaman dari Blok H.23 yang juga dikenal sebagai pelatih di Sanggar Orchid Jalan Bathoro Katong Ponorogo. Kegiatan ini dihadiri tujuh warga setempat sebagai bagian dari inisiatif membangun komunitas yang lebih sehat dan kompak.

Sebagai inisiator, Risa dari Blok H.25B menyatakan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal yang akhirnya terwujud menjadi upaya pembentukan tradisi positif di kalangan warga. “Kegiatan ini bukan sekadar olahraga, tetapi upaya untuk mempererat ikatan antarwarga sambil menjaga kesehatan fisik,” ujarnya.

Vina menambahkan, senam sehat bersama memiliki manfaat ganda bagi komunitas. “Secara fisik, ini meningkatkan kebugaran, stamina, dan kelenturan. Secara mental, gerak ritmis dan kebersamaan bisa mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati,” ujar dia. Ia juga menekankan pentingnya solidaritas antarpeserta agar kegiatan ini bisa berlanjut secara berkelanjutan.


Lebih lanjut, warga turut memaparkan bagaimana rutinitas sederhana ini bisa membentuk kebiasaan sehat di lingkungan mereka. “Kalau kita konsisten, hal-hal kecil seperti ini bisa menjadi fondasi gaya hidup sehat bagi keluarga-keluarga di sini,” kata seorang peserta.

Kegiatan ini juga dilihat sebagai upaya mempererat hubungan sosial antarwarga. Momen senam bersama menjadi ruang untuk saling mendukung, berbagi cerita, dan membangun ikatan yang lebih kuat di antara penghuni perumahan. Risa mengungkapkan harapannya agar program serupa bisa menjadi agenda rutin bulanan yang dinantikan setiap minggu.

Rencana selanjutnya, Minggu (5 Oktober 2025), program senam akan kembali digelar pada pukul 06.00 WIB di lokasi yang sama, tepatnya di halaman Blok H.32 bagian kidul etan pojok. Diharapkan lebih banyak warga ikut ambil bagian, sehingga semangat hidup sehat dan kekompakan komunitas bisa semakin tumbuh.

Bagi yang ingin bergabung bisa menghubungi ibu risa blok H.25B

Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana langkah kecil di lingkungan perumahan bisa berdampak besar bagi kesehatan dan keharmonisan warga. Semangat positif seperti ini dinilai penting untuk mewujudkan komunitas yang lebih sehat, bahagia, dan saling mendukung.


Dilarang mengambil atau menayangkan ulang sebagian atau seluruh artikel ini untuk konten media sosial komersial tanpa izin dari redaksi. Untuk update cepat, akurat, dan terpercaya, ikuti lintas86.com melalui saluran WhatsApp di https://whatsapp.com/channel/0029VaDN14t6LwHsI1fAL91s. (min)

Category 5

Category 6

Category 7

 
Copyright © 2014 lintas6.com